Senin, 16 April 2018

review film home

Beberapa hal yang dapat saya sampaikan setelah menonton film home yaitu Kehidupan merupakan hubungan dari rantai berjuta-juta makhluk hidup yang telah bergantung satu sama lain di bumi lebih dari 4 milyar tahun. Manusia mengambil keuntungan dari apa yang sudsah terbentuk dan terhubung satu sama lain selama 4 milyar tahun.
Manusia hanya berumur 200.000 tahun, tapi manusia telah mengubah wajah dunia, walau banyak keterbatasan, manusia bisa memanfaatkan hampir semua habitat dan memperluasa daerah kekuasaan yang tidak bisa dilakukan oleh makhluk lain sebelumnya. Film ini menyoroti beberapa perubahan lingkungan yang terjadi karena ulah manusia selaku spesies yang paling dominan mengubah bumi, baik kaitanya dengan bertahan hidup atau pencarian sumber daya yang ada. Film ini menceritakan bagaimana harmonisasi dari semua materi baik abiotic dan biotik dari awal pembentukan bumi.
Setelah 180.000 tahun hidup berpindah-pindah, dengan cuaca yang lebih baik, teratur dan bersahabat, manusia menetap, mereka tidak lagi bergantung pada perburuan untuk bertahan hidup, tapi memutuskan untuk hidup dilingkungan basah, penuh dengan ikan, permainan dan tumbuhan liar, dimana tanah subur, air dan kehidupan berbaur. Bahkan hingga hari ini, kebanyakan manusia tinggal di pesisir pantai, tepi sungai atau danau.
Setelah menetap, kejeniusan manusia membuatnya berpikir, bagaimana bisa bertahan hanya dengan mengandalkan apa yang ada di lingkungan sekitar, dan haruskah kembali ke masa silam dengan mencari daerah baru. penemuan akan agrikultur mengubah takdir kita. Kurang dari 10.000 tahun lalu, agrikultur adalah revolusi pertama kita yang hebat, yang melahirkan kota dan peradaban. Kenangan ribuan tahun berjuang untuk mencari sumber makanan hilang, karena ketika tanah kering, dan air menjadi sulit, kita mampu untuk menariknya keluar dari tanah dengan berbagai cara. Manusia bercocok tanam dengan kesabaran dan pengabdian sesuai dengan apa yang diberikan alam, dan hampir seperti upacara pengorbanan kepada bumi, yang secara terus menerus memberikan yang terbaik tanpa menuntut alam melakukan hal yang sama. Agrikultur masih merupakan pekerjaan terbesar didunia, setengah dari seluruh manusia menggali tanah, dan lebih dari ¾ menggunakan tangan. Agrikultur seperti tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi dengan cangkokan dan kerja keras, karena manusia membutuhkannya untuk bertahan hidup.  Film ini menampilkan fakta tentang bumi dengan keharmonisannya yang berubah dan  di ikuti sebuah kesimpulan positif. Pembuat film ini ingin menyampaikan pesan bahwa rumah tempat kita hidup setiap hari akan berubah. Film ini mengajak penonton untuk mengubah presepsi dan cara pandang terhadap paham antroposentrisme menjadi ekosentrisme atau deep ekologi. Exploitasi alam yang terus terjadi digambarkan di film ini dengan berbagi dampak yang serius sehingga mengubah culture dan tatanan kehidupan yang sudah ada.
setelah mengandalkan kekuatan otot demikian lama, manusia mulai menemukan cara untuk mengambil tenaga dari apa yang terkubur sangat dalam didalam perut bumi, tenaga murni, yang ditangkap dari energi matahari, bermilyar-milyar tahun, oleh bermilyar-milyar tumbuh-tumbuhan lebih dari 100 milyar tahun yang lalu, dan itu adalah batu bara, gas dan diatas itu semua adalah MINYAK BUMI. Dan sekantung energi murni ini membebaskan manusia dari kerja keras mereka akan pengelolaan tanah. Semua yang dilakukan manusia tanpa sadar menjadikan manusia pusat alam semesta dan semua sumberdaya alam hanya untuk manusia. Salah satu contoh pesatnya explorasi yang terjadi di bumi ini yang di tampilkan pada film ini adalah  Shenzhen, china, dengan beratus-ratus pencakar langit dan berjuta-juta penduduk, adalah sebuah desa nelayan kecil 40 tahun yang lalu. Hari ini, lebih dari setengah dunia, 7 milyar penduduk tinggal dikota.
Palm Springs adalah kota padang pasir lainnya dengan sayuran tropis dan lapangan golf yang subur, berapa lama khayalan ini bisa terus berlanjut ? bumi tak bisa menahannya, sungai Colorado, yang membawa air ke kota-kota ini, salah satu dari sungai yang tak bisa lagi mencapai laut, tingkat air danau disekitarnya bersama aliran airnya terus menurun, kekurangan air bisa mempengaruhi 2 milyar orang sebelum tahun 2025. Belum 20 tahun lalu, Borneo, pulau terbesar ke 4 di dunia, dipenuhi oleh hutan utama. Tapi penghancuran hutan yang dilakukan telah menghilangkannya dalam kurun waktu 10 tahun. Seluruh materi kehidupan saling terkait, air, udara, bumi dan matahari, di Borneo ikatan ini telah dihancurkan, dan itu adalah salah satu cadangan berbagai macam bio terbesar didunia. Kehancuran ini disebabkan karena keputusan untuk membuat minyak sawit, salah satu yang paling banyak dihasilkan dan dibutuhkan didunia, di Borneo, minyak sawit tidak hanya memberikan permintaan untuk makanan, tapi juga kosmetik, deterjen, dan peningkatan untuk bensin cadangan, berbagai macam tanaman digantikan oleh satu macam spesies tumbuhan, minyak sawit, untuk penduduk setempat, ia memberikan pekerjaan, itu adalah industry agrikultur.
Paham antroposentrisma dalam etika lingkungan semakin merusak alam dan bumi yang kita tinggali ini. Semaik banyak  sumberdaya alam yang dipakai semakin tinggi pula tingkat egois yang di miliki setiap orang. Paham antroposentrisme sendiri akan berbalik menyerang kaum manusia yang lemah. Contoh yang di tunjukan dalam film ini adalah Nigeria adalah pengekspor minyak terbesar di Afrika, tapi 70% dari penduduknya berada dibawah garis kemiskinan :gila:, kekayaannya disana, tapi penduduk Negara tersebut tak memiliki akses ke sana, hal yang sama terjadi diseluruh bagian dunia, setengah dari kehidupan miskin berada dinegara yang memiliki Sumber daya alam besar, cara pembangunan kita tidak memberikan janjinya, dalam 50 tahun jarak antara kaya dan miskin semakin besar dari sebelumnya, hari ini, setengah kekayaan dunia berada di tangan 2% populasi dunia.
Film ini memaparkan berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi, diantaranya dampak dari kerusakan lingkungan adalah pertumbuhan populasi yang tidak seimbang dengan perbaikan alam, kemiskinan, pertumbuhan pertanian dengan budaya pestisida yang berlebihan,  kebutuhan akan air tanah, urbanisasi, pengurangan keanekaragaman hayati.
Dibagian akhir film ini, sang sutradara berharap  optimis untuk melakukan perubahan dan perbaikan lingkungan dengan mengubah etika lingkungan. Dibagian akhir ada kata " sudah tellambat untuk pesimis" , kalimat ini seolah olah mengartikan  harapan yang baik bagi masa depan bumi.

Film ini menawarkan beberapa solusi untuk menangani msalah krisis lingkungan melalui program-program  dan keseimbangan dalam pembangunan dengan memperhatikan etika lingkungan ekosentrisme yang  merupakan teori etika lingkungan yang memusatkan perhatian pada seluruh komunitas biologis , baik yang abiotik maupun biotik. Bebearapa solusinya seperti nelayan dengan memperhatikan lingkungan, peternak sapi, 5000 orang tingggal di distrik ramah lingkungan pertama di dunia dengan sel surya. Film ini sangat bagus guna rujukan sebuah teori deep ecology dan mengubah cara pandang manusia terhadap lingkungan.

kajian teori etika lingkungan ada pada kampus universitas proklamasi 45 yogyakarta fakultas teknik prodi teknik lingkungan https://pmb.up45.ac.id/

Bagikan

Jangan lewatkan

review film home
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.